Senin, 15 April 2019

Amalan nisfu syaban bid'ah

Tdk ada satu dalilpun yg shahih tentang rangkian ibadah khusus d malam nishfu sya'ban.

Pelakunya adalah bid'ah

Contoh :
# MALAM NISFU SYA'BAN ,,,,
ba'da Maghrib ( 19-20 April 2019 )
Malam Nisfu Sya'ban Jatuh Pada Malam Sabtu 19 April 2019 atau ( Malam
Malam ke 15 bulan Sya'ban,                           .
Nabi Sholallohu Alaihi Wassallam
bersabda ,,,,

" barangsiapa yg memberitahukan
  berita datang nya bulan Sya' ban
  kepada yang lain ,
  maka haram api neraka
  baginya ."

di anjurkan membaca ,,,,
- Surah Yasin  ( 3x )

Surah Yasin ke .1

" di baca untuk memohon panjang
  Umur dan keTaatan serta
  keTaq waan dan dapat
  istiqomah  kepada Alloh Ta'ala ."

Surah Yasin ke .2

" di baca untuk memohon di luas-
  kan Rezeqi yg halal & menolak
  Bala ."

Surah Yasin ke 3

" di baca untuk memohon di
  tetapkannya Iman Islam hingga
  Akhir hayat ."

berdo'alah secara khusyu' ...
meminta apa apa yg tersirat dalam hati  ,

Karena malam nisfu Sya' ban adalah malam yg sangat di ijabah
untuk di qobul semua doa doa &
hajat hajat yang di inginkan

Para Ulama menyatakan bahwa
Malam nisfu Sya' ban juga di namakan malam pengampunan
atau malam Maghfiroh .

Imam Al Gozhali RA. mengistilahkan malam nisfu
Sya' ban sebagai malam yg penuh
dg Syafaat ( pertolongan )  menurut beliau ..

Malam ke 13 bulan Sya' ban Alloh
memberikan 3 Syafaat kepada hamba - NYA

Malam ke .14 " seluruh Syafaat di berikan secara penuh ."

Malam ke .15
" umat islam dapat memiliki banyak sekali kebaikkan sebagai penutup catatan amalnya selama satu tahun ."

Karena pada malam itu Alloh Ta'ala menurunkan pengampunan
kepada seluruh penduduk bumi
terutama kepada hamba hambanya yg Sholeh .
 

Doa ,,

" Allohumma bariklana fii
  Sya' bana wa Romadhona ."

artinya ,

" ya ,Alloh berilah ke berkahan di
  bulan Sya' ban dan
  sampaikanlah umurku
  menjumpai bulan Romadhon ."

baca ,
- .Astaghfirulloh al Adzim ( 100x )
,- Tahmid & Takbir.             ( 100 x)
- Sholawat Nabi.                 ( 100x )

dan dzikir dzikir lainnya ..

Wallohu Alam ,

🌸Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amir Al Anshari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)

SAMPAIKAN KEPADA ORANG LAIN MAKA INI ADALAH SEDEKAH JARIAH DAN PADA SETIAP ORANG YANG MENGAMALKANYA KAMU AKAN IKUT MENDAPATKAN PAHALANYA INSYA ALLAH AAMIIN....

*INDAHNYA BERBAGI*

SEMOGA BERMANFAAT

Bermaaf-maaf an sebelum ramadhan

Bermaaf-maaf an sebelum ramdhan

Menjelang tibanya bulan Ramadhan, pada sebagian kaum muslimin terdapat keyakinan dan praktik untuk bermaaf-maafan sebelum melaksanakan shaum di bulan itu. Keyakinan dan praktik ini, menurut pengamatan kami, tidak terlepas dari peranan sebuah hadis yang sering kali disampaikan oleh sebagian khatib dan ustadz, baik dalam acara pengajian, buku, media elektronik maupun internet. Setelah kami analisa, ternyata redaksi dan maksudnya telah menyimpang dari maksud dan rujukan aslinya.
 
Berikut redaksi hadis yang keliru dan telah banyak beredar:
“Ketika Rasullullah sedang berkhutbah pada suatu shalat Jum’at (dalam bulan Sya’ban), beliau mengatakan Aamiin sampai tiga kali, dan para sahabat begitu mendengar Rasullullah mengatakan Aamiin, terkejut dan spontan mereka ikut mengatakan Aamiin.
Tetapi para sahabat bingung, kenapa Rasullullah berkata Aamiin sampai tiga kali. Ketika selesai shalat Jumat, para sahabat bertanya kepada Rasullullah, kemudian beliau menjelaskan: “ketika aku sedang berkhutbah, datanglah Malaikat Jibril dan berbisik, hai Rasullullah aamiin-kan do’a ku ini,” jawab Rasullullah.
Do’a Malaikat Zibril itu adalah sebagai berikut:
“Ya Allah tolong abaikan shaum umat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut:
•Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada);
•Tidak berma’afan terlebih dahulu antara suami istri;
•Tidak berma’afan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya.
•Maka Rasulullah pun mengatakan Aamiin sebanyak 3 kali.”
Sementara jika kita lacak hadis yang berkenaan dengan bulan Ramadhan, kita dapatkan teks asli hadis itu sebagai berikut:
عَنْ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ ، قَالَ : صَعِدَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمِنْبَرَ ، فَقَالَ : آمِينَ آمِينَ آمِينَ ، فَلَمَّا نَزَلَ قِيلَ لَهُ ، فَقَالَ : أَتَانِي جِبْرِيلُ ، فَقَالَ : رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ أَدْرَكَ رَمَضَانَ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ أَوْ فَأَبْعَدَهُ اللَّهُ ، قُلْ : آمِينَ ، فَقُلْتُ : آمِينَ ، وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ فَلَمْ يُدْخِلاَهُ الْجَنَّةَ أَوْ فَأَبْعَدَهُ اللَّهُ ، قُلْ : آمِينَ ، قُلْتُ : آمِينَ ، وَرَجُلٌ ذُكِرْتَ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْكَ فَأَبْعَدَهُ اللَّهُ ، قُلْ : آمِينَ ، فَقُلْتُ : آمِينَ.
Dari ‘Ammar bin Yasir, ia berkata, “Nabi saw. naik ke atas mimbar kemudian berkata, ‘Aamiin, aamiin, amiin.’ Maka ketika beliau turun dari mimbar, ditanya oleh para sahabat (Kenapa engkau berkata, ‘Aamiin, aamiin, amiin?’) Maka Nabi saw. bersabda, ‘Malaikat Jibril telah datang kepadaku, lalu ia berkata, ‘Celaka seseorang yang masuk bulan Ramadhan tetapi keluar dari bulan Ramadhan tidak diampuni dosanya oleh Allah, atau maka Allah menjauhkannya.’ Katakanlah, ‘Aamiin!’ Maka aku berkata, ‘Aamiin.’ Kemudian Jibril berkata lagi, ‘Celaka seseorang yang mendapatkan kedua orang tuanya masih hidup tetapi justru tidak memasukkan dia ke surga atau maka Allah menjauhkannya.’ Katakanlah, ‘Aamiin!’ Maka kukatakan, ‘Aamiin.’ Kemudian Jibril berkata lagi, ‘Celaka seseorang yang jika disebut nama engkau namun dia tidak bershalawat kepadamu, maka Allah menjauhkannya.’ Katakanlah, ‘Aamiin!’ Maka kukatakan, ‘Aamiin’.” HR. Al-Bazzar. [1]
Hadis di atas diriwayatkan pula dengan redaksi yang berbeda oleh al-Bazzar dari Anas.[2] Ath-Thabrani dari Ibnu Abbas. [3] Al-Baihaqi dari Jabir. [4] Ath-Thabrani[5] dan al-Baihaqi[6] dari Ka’ab bin ‘Ujrah. Ibnu Hibban[7] dan Abu Ya’la[8] dari Abu Huraerah.
 
Kedudukan Hadis
Kata Syekh al-Albani:
ضَعِيْفٌ جِدًّا
“Sangat dhaif”
Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir, dari Ishaq bin Abdullah bin Kaisan, dari ayahnya, dari Sa’id bin Jubair, dari Ibnu Abbas…
Syekh al-Albani berkata pula, “Menurut saya, ‘Dan sanad ini sangat dhaif, padanya terdapat dua sebab kedaifan:
Pertama, rawi Abdullah bin Kaisan. Dia telah dinilai dhaif oleh para ulama dan tidak ada yang menyatakan tsiqah (kredibel) selain Ibnu Hiban. Namun Ibnu Hiban pun menyatakan bahwa ia yukhti’u (keliru). Karena itu Ibnu Hajar berkata dalam kitab Taqrib at-Tahdzib, “Shaduq yukhti’u katsiran (dia jujur namun banyak salah).”
Kedua, rawi Ishaq putra Abdullah bin Kaisan. Dia sangat dha’if, dan tidak ada seorang pun ulama yang menilainya tsiqah, bahkan al-Bukhari mengatakan, “Dia munkar al-Hadits.”
Meski riwayat ath-Thabrani ini dhaif, namun matan hadis itu shahih karena diriwayatkan melalui jalur periwayatan lain versi Ibnu Hiban, al-Hakim, dan lain-lain dari Ka’ab bin ‘Ujrah.”[9]
Setelah memperhatikan teks asli hadis di atas, kita dapat mengetahui bahwa hadis di atas tidak ada hubungan dengan bermaaf-maafan sebelum shaum Ramadhan. Dengan demikian bermaaf-maafan yang dilakukan secara khusus sebelum shaum Ramadhan tidak sesuai dengan ketentuan syariat dan petunjuk agama.
 
By Amin Muchtar, sigabah.com
 
[1] Lihat, Musnad Al-Bazzar, IV:240, No. 1405
[2] Ibid., IV:49, No. 3168
[3] Lihat, Al-Mu’jam al-Kabir, XI:82, No. 11.115
[4] Lihat, Syu’ab al-Iman, III:309, No. 3622
[5] Lihat, Al-Mu’jam al-Kabir, XIX:144, No. 315
[6] Lihat, Syu’ab al-Iman, II:215, No. 1572
[7] Lihat, Shahih Ibnu Hiban, III:188, No. 907
[8] Lihat, Musnad Abu Ya’la, X:328, No. 5922
[9] Lihat, Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah, Juz 14, hlm. 346-348

Selasa, 09 April 2019

Satu rakaat

Bissmillaah, pnten..nerasken ptarosan tipayun
مَنْ أَدْرَكَ رَكْعَةً مِنَ الصَّلاَةِ فَقَدْ أَدْرَكَ الصَّلاَةَ

“Siapa yang mendapatkan satu raka’at, maka ia mendapatkan shalat jama’ah.” (HR. Bukhari, no. 580 dan Muslim, no. 607)....
mndak ktrangan "man adroka rukuan, faqod adroka rok'atan"...kmh mksadna srg kmh asbabul wurudna 🙏🏻 Jazaakallahu khoeron

Maksadna "saha wae anu tos sampurna rakaatna, maka tos kengeng sarokaat".

Sarokaat teh terdiri dari:
1. Takbir ihram
2. Baca fatihah
3. Rukuk
4. I'tidal
5. Sujud
6. Duduk antara dua sujud
7. Sujud
8. Bangkit dr sujud

Nah itu rangkaian 1 rakaat

Turut campur urusan keluarga dan memutuskan silaturahmi

Wa'alaikumussalaam warahmatullaah..

Secara hukum, ibu (org tua) tdk berhak ikut campur urusan rumahtangga anaknya, org tua manapun yg berniat memisahkan dan memituskan silaturahim/pasangan suami istri (pasutri) yg sah, maka dia sungguh telah berdosa besar.

Ancamannya adalah tdk akan masuk surga

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ

Tidak akan masuk sorga orang yang memutuskan (silaturrahim). [HR. al-Bukhâri dan Muslim, dari Jubair bin Muth’im]

Namun dalam hal ini, pasutri wajib membeicarakan baik-baik pada ibunya, terkait apa sebab ibunya ingin memisahkan apa sebab timbulnya kebencian ibunya

Bacaan sebelum tidur (ruqyah)


1. Berwudhu.

2. Doa sebelum tidur dan bisa baca
بِسْمِ اللَّهِ ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ ، وَلا حَوْلَ وَلا قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّه
"Bismilaahi tawakkaltu 'alallahi wa laa hawla wa laa quwwata illaa billaahi"
Artinya : “Dengan menyebut nama Allah, aku menyerahkan diriku pada Allah dan tidak ada daya dan kekuatan selain dengan Allah saja”

3. Ta'awwud
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

3. Basmalah
بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

4. Ayat Kursi
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ

5. Al-Ikhlas
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ ﴿٤

6. Al-Falaq
بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ﴿١﴾ مِن شَرِّ مَا خَلَقَ ﴿٢﴾ وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ ﴿٣﴾ وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ ﴿٤﴾ وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ ﴿٥﴾

7. An-Nas
بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ (1) مَلِكِ النَّاسِ (2) إِلَهِ النَّاسِ (3) مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ (4) الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ (5) مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

Mau minta maaf tapi orangnya sudah meninggal

Bgm klo orang yg mau dimintai mfnya tdk tahu dmn keberadaannya ustadz?

1. Bisa jadi d akhirat akan d tebus dgn amal shaleh

2. Carilah keluarganya dan minta maaf pd keluarganya

3. Jika tdk ada, maka carilah semampunya dan perbanyaknyal shadaqah

Senin, 08 April 2019

Hak Suami Istri

Bismillahirrohmannirrohim.
Hak Bersama Suami Istri
- Suami istri, hendaknya saling menumbuhkan suasana mawaddah dan rohmah.
(Ar-Rum: 21)
- Hendaknya saling mempercayai dan memahami sifat masing-masing pasangannya.
(An-Nisa’: 19 – Al-Hujurot: 10)
- Hendaknya menghiasi dengan pergaulan yang harmonis.
(An-Nisa’: 19)
- Hendaknya saling menasehati dalam kebaikan.
(Muttafaqun Alaih)

Adab Suami Kepada Istri .
- Suami hendaknya menyadari bahwa istri adalah suatu ujian dalam menjalankan agama. (At-aubah: 24)
- Seorang istri bisa menjadi musuh bagi suami dalam mentaati ALLOH dan Rosul-NYA.
(At-Taghobun: 14)
- Hendaknya senantiasa berdo’a kepada ALLOH meminta istri yang sholehah.
(AI-Furqon : 74)
- Diantara kewajiban suami terhadap istri, ialah :
Membayar mahar, Memberi nafkah (makan, pakaian, tempat tinggal), Menggaulinya dengan baik, Berlaku adil jika beristri lebih dari satu.
(AI-Ghozali)
- Jika istri berbuat ‘Nusyuz’, maka dianjurkan melakukan tindakan berikut ini secara berurutan : (a) Memberi nasehat, (b) Pisah kamar, (c) Memukul dengan pukulan yang tidak menyakitkan.
(An-Nisa’: 34)
‘Nusyuz’ adalah : Kedurhakaan istri kepada suami dalam hal keta'atan kepada ALLOH.
- Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah, yang paling baik akhlaknya dan paling ramah terhadap istrinya/keluarganya.
(Tirmudzi)
- Suami tidak boleh kikir dalam menafkahkan hartanya untuk istri dan anaknya.
(Ath-Tholaq: 7)
- Suami dilarang berlaku kasar terhadap istrinya.
(Tirmidzi)
- Hendaklah jangan selalu menta'ati istri dalam kehidupan rumah tangga. Sebaiknya terkadang menyelisihi mereka. Dalam menyelisihi mereka, ada keberkahan.
(Baihaqi, Umar bin Khottab ra., Hasan Bashri)
- Suami hendaknya bersabar dalam menghadapi sikap buruk istrinya. (Abu Ya’la)
- Suami wajib menggauli istrinya dengan cara yang baik. Dengan penuh kasih sayang, tanpa kasar dan dholim.
(An-Nisa’: 19)
- Suami wajib memberi makan istrinya apa yang ia makan, memberinya pakaian, tidak memukul wajahnya, tidak menghinanya, dan tidak berpisah ranjang kecuali dalam rumah sendiri.
(Abu Dawud).
- Suami wajib selalu memberikan pengertian, bimbingan agama kepada istrinya, dan menyuruhnya untuk selalu ta'at kepada ALLOH dan Rosul-NYA.
(AI-Ahzab: 34, At-Tahrim : 6, Muttafaqun Alaih)
- Suami wajib mengajarkan istrinya ilmu-ilmu yang berkaitan dengan wanita (hukum-hukum haidh, istihadhah, dll.).
(AI-Ghozali)
- Suami wajib berlaku adil dan bijaksana terhadap istri.
(An-Nisa’: 3)
- Suami tidak boleh membuka aib istri kepada siapapun. (Nasa’i)
- Apabila istri tidak mentaati suami (durhaka kepada suami), maka suami wajib mendidiknya dan membawanya kepada ketaatan, walaupun secara paksa.
(AIGhozali)
Adab Isteri Kepada Suami
- Hendaknya istri menyadari dan menerima dengan ikhlas bahwa kaum laki-Iaki adalah pemimpin kaum wanita.
(An-Nisa’: 34)
- Hendaknya istri menyadari bahwa hak (kedudukan) suami setingkat lebih tinggi daripada istri.
(Al-Baqoroh : 228)
- Istri wajib menta'ati suaminya selama bukan kemaksiatan.
(An-Nisa’: 39)
- Diantara kewajiban istri terhadap suaminya, ialah:
a. Menyerahkan dirinya,
b. Mentaati suami,
c. Tidak keluar rumah, kecuali dengan idzinnya,
d. Tinggal di tempat kediaman yang disediakan suami
e. Menggauli suami dengan baik.
(Al-Ghozali)
- Istri hendaknya selalu memenuhi hajat biologis suaminya, walaupun sedang dalam kesibukan.
(Nasa’ i, Muttafaqun Alaih)
- Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur untuk menggaulinya, lalu sang istri menolaknya, maka penduduk langit akan melaknatnya sehingga suami meridhainya.
(Muslim)
- Istri hendaknya mendahulukan hak suami atas orang tuanya. ALLOH swt. mengampuni dosa-dosa seorang Istri yang mendahulukan hak suaminya dari pada hak orang tuanya. (Tirmidzi)
- Yang sangat penting bagi istri adalah ridho suami. Istri yang meninggal dunia dalam keridhoan suaminya akan masuk surga. (Ibnu Majah, TIrmidzi)
- Kepentingan istri menta'ati suaminya, telah disabdakan oleh Nabi saw.: “Seandainya dibolehkan sujud sesama manusia, maka aku akan perintahkan istri bersujud kepada suaminya. .. (Timidzi)
- Istri wajib menjaga harta suaminya dengan sebaik-baiknya. (Thabrani)
- Istri hendaknya senantiasa membuat dirinya selalu menarik di hadapan suami
(Thabrani)
- Istri wajib menjaga kehormatan suaminya baik di hadapannya atau di belakangnya (saat suami tidak di rumah).
(An-Nisa’: 34)
- Ada empat cobaan berat dalam pernikahan, yaitu :
(1) Banyak anak (2) Sedikit harta (3) Tetangga yang buruk (4) lstri yang berkhianat.
(Hasan Al-Bashri)
- Wanita Mukmin hanya dibolehkan berkabung atas kematian suaminya selama empat bulan sepuluh hari.
(Muttafaqun Alaih)
- Wanita dan laki-laki mukmin, wajib menundukkan pandangan mereka dan menjaga kemaluannya.
(An-Nur: 30-31)

Isteri Sholehah
- Apabila’ seorang istri, menjaga sholat lima waktu, berpuasa pada bulan Ramddhan, memelihara kemaluannya, dan mentaati suaminya, niscaya ALLOH swt. akan memasukkannya ke dalam surga.
(Ibnu Hibban)
- Istri sholehah itu lebih sering berada di dalam rumahnya, dan sangat jarang ke luar rumah.
(Al-Ahzab : 33)
- Istri sebaiknya melaksanakan sholat lima waktu di dalam rumahnya. Sehingga terjaga dari fitnah. Sholatnya seorang wanita di rumahnya lebih utama dari pada sholat di masjid, dan sholatnya wanita di kamarnya lebih utama dari pada sholat di dalam rumahnya.
(lbnu Hibban)
- Hendaknya menjadikan istri-istri Rosululloh saw. sebagai tauladan utama.keistimewaan wanita menurut Islam, menunjukkan betapa Islam begitu menghormati dan menghargai para wanita yang sholehah.