Minggu, 02 Juni 2019

Bagikan zakat fitrah

Ana ambil pilosopi sepakbola:

Ketika wasit belum meniup peluit tanda d mulainya permaian, memasukan ribuan bola ke gawangpun tdk sah dan tidak akan d anggap, apalagi tdk ada lawan dan bermain sendiri.

Gol/memasukan bola itu sah, jika wasit meniup peluit tanda d mulainya permainan dan ada lawan.

Gambaran:
Sahnya zakat fitrah d mulai waktu shubuh dan berakhir ketika ied sudah beres

Lawanlan kemalasan dan hawa nafsu dgn menuruti syariat yg berlaku

1. Amilin itu wajib ada untuk lajunya zakat demi kokohnya dakwah dan mengurus mustahiq

2. Jika kondisi benar-benar tdk ada amilin, pemberian zakat tetap wajib sebelum orang-org berangkat shalat ied

3. Carilah tekhnik, suruh anak / sumai, kerjasamalah&tolong menolonglah dlm kebaikan

Yg jelas, berusahalah dahulu untuk sesuai sunnah

Dalam ibadah tdk boleh ada campur baur perasaan yg mngatur hukum.

Zaman Rasulpun sama, adanya kesulitan krna banyaknya mustahiq, dan lebih banyak lagi krna mencakup seluruh kota. Di kita skupnya hanya jamaah (kampung), itupun ada bbrpa kelompok amilin.

Jadi, laksanakanlah sesuai perintah Rasul untuk membagikan setelah shubuh. Lebih dari 10thn, alhamdulillah ana tdk ada kendala dlm membagikan zakat pd mustahiq

Makanya seorg amilin (pemungut zakat dan pembagi zakat) itu hrs org yg cerdas, pintar, ahli, tau agama, krna menentukan sah tidaknya zakat, taruhannya puluhan, ratusan umat.

bhwa amalin bukan hanya mengambil dan membagikan begitu saja, namun harus ada transfaransi data dan catatan pemasukan dan pengeluaran

Shalat, shaum, zakat, haji, ini semuabibadah mahdhah yg d tetapkan waktunya, ukurannya dan bhkan tempatnya.

Waktu mengeluarkan zakat fithrah

كَانَ يَأْمُرُ بِإِخْرَاجِ الزَّكَاةِ قَبْلَ الْغُدُوِّ لِلصَّلَاةِ يَوْمَ الْفِطْرِ

“Sesungguhnya Rasulullah saw. memerintah untuk mengeluarkan zakat (fitrah) pada hari fitri sebelum pergi salat (hari raya).” HR. At-Tirmidzi

Untuk lebih jelasnya, Ibnu Tin menyatakan sebagai berikut :

قَبْلَ خُرُوجِ النَّاسِ إِلىَ الصَّلاَةِ أَيْ قَبْلَ خُرُوْجِ النَّاسِ إِلَى صَلاَةِ الْعِيْدِ وَبَعْدَ صَلاَةِ الْفَجْرِ

“Perkataan: ‘sebelum orang keluar (pergi) ke salat Ied’ Maksudnya sebelum orang keluar untuk salat Idul Fitri dan setelah salat subuh.“

Zakat fithrah itu sudah jelas dalil besar ukurannya jumlah zakatnya, tujuannya dan waktunya.

Muzzaki / amalin, wajib memberi zakat kepada mustahiq dan *tdk ada syarat ijab qobul.*

Waktu pelaksanaannya adalah

قبل خروج الناس الى المصلى
Yaitu sebelum org2 pergi ke mushola lapangan ied (ba'da shubuh).

Maka zakat yg kita keluarkan skrg pada amilin, niatnya menitipkan, bukan membayarkan.

Maka amilin atau individu yg menyalurkan zakat pada mustahiq, jika mustahiqnya jauh atau tdk ada di tempat, maka boleh d titipkan dgn niat penitipan zakat pada org lain untuk d berikan pad mustahiq, krna dasar pemberian zakat tidak ada ijab qobul.

Pendapat ini sama dgn para ulama d antaranya imam An-Nawai:

إذا دفع المالك أو غيره الزكاة إلى المستحق ولم يقل هي زكاة ، ولا تكلم بشيء أصلا : أجزأه ، ووقع زكاة ، هذا هو المذهب الصحيح المشهور الذي قطع به الجمهور ، وقد صرح بالمسألة إمام الحرمين – أي : الجويني – ، وآخرون

Jika pemilik atau orang lain menyerahkan zakat kepada mustahiq, dan dia tidak menyampaikan keterangan bahwa itu zakat, atau sama sekali tidak menyampaikan keterangan apapun, maka hukumnya sah sebagai zakat. Inilah pendapat yang lebih kuat, sebagaimana yang ditegaskan jumhur. Dan masalah ini telah ditegaskan oleh Imam al-Haramain – al-Juwaini – dan beberapa ulama lainnya. (al-Majmu’, 6/233)