Sabtu, 27 Januari 2018

Keutamaan shaum di akhir tahun dan awal tahun Hijriyyah

Tanya :
Sunnah shaum akhir bulan dzulhijjah dan shaum sehari awal bulan Muharrom?

Jawab :
Saya tertarik dgn banyaknya pertanyaan yg masuk baik melalui WA / Inbox Fb tentang derajat/kwalitas hadits tentang *Keutamaan shaum di akhir tahun dan awal tahun Hijriyyah*.

Hadits yg dimaksud saya temukan dlm kitab al-maudhuu'aat al-kubroo ibn Al Zauzii nomor 1042 versi Maktabah syamilah. Sbb:

الكتب » الموضوعات الكبرى لابن الجوزي » كِتَاب الصيام » باب صوم آخر يَوْم من السنة وأول الأخرى


رقم الحديث: 1042
أَنْبَأَنَا مُحَمَّدُ بْنُ نَاصِرٍ ، أَنْبَأَنَا أَبُو عَلِيٍّ الْحَسَنُ بْنُ أَحْمَدَ ، حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي الْفَوَارِسِ ، أَنْبَأَنَا عُمَرُ بْنُ أَحْمَدَ ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ أَيُّوبَ، حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ شَاذَانَ ، حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْهَرَوِيُّ ، حَدَّثَنَا قُطْبُ بْنُ وَهْبٍ ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ ، عَنْعَطَاءٍ ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " مَنْ صَامَ آخِرَ يَوْمٍ مِنْ ذِي الْحِجَّةِ وَأَوَّلُ يَوْمٍ مِنَ الْمُحَرَّمِ فَقَدْ خَتَمَ السَّنَةَ الْمَاضِيَةِ وَافْتَتَحَ السَّنَةَ الْمُسْتَقْبَلَةَ بِصَوْمٍ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ كَفَّارَةَ خَمْسِينَ سَنَةً " . الْهَرَوِيّ هُوَ الجويباري ، ووَهْب ، كلاهما كذاب وضاع .

Rasulullah saw bersabda:
“Barang siapa yang berpuasa sehari pada akhir dari bulan Dzuhijjah dan puasa sehari pada awal dari bulan Muharrom, maka ia sungguh-sungguh telah menutup tahun yang lalu dengan puasa dan membuka tahun yang akan datang dengan puasa. Dan Allah ta’ala menjadikan kaffarot/tertutup dosanya selama 50 tahun.” Hadits ini disebutkan oleh Asy Syaukani dalam Al Fawa-id Al Majmu’ah (96) dan Ibnul Jauzi menyebutkannya dalam Al Mawdhu’at (2: 566).

*Derajat Hadits*

Hadits ini dhoif, bahkan menempati tingkat maudhu (hadits palsu)

Illatnya:

والْهَرَوِيُ هُوَ الجويباري ، ووَهْب، كِلَاهُمَا كَذَّاب وَضاع

1. Rowi bernama Ahmad bin Abdulloh Al Harowi
2. Quthb bin Wahb
keduanya rowi pendusta, dan tertuduh si tukang pemalsu hadits.

وقال النَّسَائي والدارقطني: كذاب. 

وقال ابن حبان في كتابه المجروحين (2/43) 574 -عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ النَّسَوِيُّ شيخ دجال يضع الْحَدِيث عَلَى الثِّقَات وَيلْزق الموضوعات بالضعفاء يروي عَن يزِيد بن هَارُون وَأهل الْعرَاق 

Adz Dzahabi dalam Tartib Al Mawdhu’at : 181 mengatakan bahwa Al Juwaibari dan gurunya –Wahb bin Wahb- yang meriwayatkan hadits ini termasuk pemalsu hadits.

Asy Syaukani dalam Al Fawa-id Al Majmu’ah : 96 mengatan bahwa ada dua perowi yang pendusta yang meriwayatkan hadits ini.

Ibnul Jauzi dalam Al Mawdhu’at (2: 566) mengatakan bahwa Al Juwaibari dan Wahb yang meriwayatkan hadits ini adalah seorang pendusta dan pemalsu hadits.

Selain itu, saya menemukam kecacatan lainnya:
1. Ibn Juraij
rowi tsiqoh, namun terindikasi tadlis matrabat ke-3 dan suka memursalkan hadits, dan tertera d sini menggunakan shigoh 'an'anah

2. Ahmad bin syaadzaan
rowi majhul

3. Muhammad bin Ahmad bin ayuub
rowi dhoif, diantara ulama jarh ta'dil hanya memberikan ta'dil maqbul, yg berarti diterima jika ada syawahid dan di tolak jika tafarrud. Disini beliau tafarrud dlm periwayatannya, maka riwayatnya wajib d tolak.

*Kesimpulan*
Hadits yang menceritakan keutamaan puasa awal dan akhir tahun adalah hadits yang MAUDHU yang tidak bisa dijadikan dalil dalam amalan. Sehingga tidak perlu mengkhususkan puasa pada awal dan akhir tahun.

Wallahu A'lam
Semoga bermanfaat