*Shahihkah Riwayat senandung “Thola’al Badru Alaina” menyambut Rasul hijrah dari Makkah ke mAdinah?*
Al-Baihaqi, Dalailu An-Nubuwwah
(781)- أَخْبَرَنَا أَبُو عَمْرٍو الأَدِيبُ، قَالَ: أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرٍ الإِسْمَاعِيلِيُّ، قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا خَلِيفَةَ، يَقُولُ: سَمِعْتُ ابْنَ عَائِشَةَ، يَقُولُ: " لَمَّا قَدِمَ عَلَيْهِ السَّلامُ الْمَدِينَةَ جَعَلَ النِّسَاءُ وَالصِّبْيَانُ يَقُلْنَ:
طَلَعَ الْبَدْرُ عَلَيْنَا مِنْ ثَنِيَّاتِ الْوَدَاعْ وَجَبَ الشُّكْرُ عَلَيْنَا مَا دَعَا لِلَّهِ دَاعْ
Dari Ibn ‘Aaisyah,Tatkala Rasulullah datang ke Madinah, para wanita dan anak-anak bersenandung:
thala’al badru ‘alaina, min tsaniyatil wada’i (Telah muncul purnama kepada kami, dari daerah Tsaniyatul Wada’)
wajabas syukru ‘alaina, ma da’a lillahi da’in (Wajiblah bagi kita untuk bersyukur, selagi masih ada orang yang berdoa kepada Allah)
Hadits ini dikeluarkan oleh Abul Hasan Al Khal’i dalam Al Fawa’id (2/59), Al Baihaqi dalam Dala’ilun Nubuwwah (2/233) dari Ubaidillah bin Muhammad bin ‘Aisyah.
*Analisis Sanad*
Al-Hafizh Al-Iraqi mengomentari riwayat ini sebagai hadis mu’dhal, sebab perawi Ubaidullah bin Aisyah (salah satu guru Bukhari) meninggal tahun 228 H. Jadi antara ia dan peristiwa kisah ini ada jarak yang panjang. Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Al-Fath, mengatakan, “Abu Sa’id mengeluarkan dalam Syaraful Mushthafa dan kami meriwayatkannya dalam Fawaidul Khal’i dari jalr Ubaidullah bin Aisyah secara munqathi (terputus sanadnya) .
Takhrij Al Ihya (2/244).
*Kritik Matan:*
Kisah ini pun lemah kalau kita tinjau dari sisi matannya yaitu: Bahwa daerah Tsaniyatul Wada’ adalah sebuah daerah yang berada di sebelah utara kota Madinah, sedangkan Makkah berada di sebelah selatan Madinah. dan orang Mekah yang hendak menuju ke Madinah tidak akan pernah melewati daerah Tsaniyatul wada’. Inilah yang diriwayatkan oleh Ibnul Qoyyim dalam Zadul Ma’ad, beliau berkata: “….ini adalah kesalahan yang sangat nyata, karena daerah Tsaniyatul wada’ berada di daerah Syam, daerah ini tidak akan pernah dilihat oleh orang yang datang dari mekah ke madinah, dan tidak akan dilewati kecuali oleh orang yang berangkat dari Madinah menuju syam.” (lihat Zadul Ma’ad, Ibnu Qoyyim al Jauziah, 3/10)
*Kesimpulan*
Hadits yang mengatakan tentang adanya sambutan orang-orang Madinah saat rasul Hijrah ke Madinah dengan senandung dan rebana "Thala'al badru 'alaina" derajatnya sangat Dhaif, karena terputus 3 rawi.