kenapa harus ada rukun iman segala sih? :
قَالَ : فَأَخْبِرْنِي عَنِ الإِيْمَانِ قَالَ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ
Orang itu berkata lagi, “Beritahukan kepadaku tentang Iman.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Engkau beriman kepada Allah, kepada para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, kepada para rasul-Nya, kepada hari Kiamat dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” Orang tadi berkata, “Engkau benar.” (HR. Muslim, no. 8)
supaya kta tau.. bahwa Allah ada dan yg nyiptain kita jg ngatur kita itu Allah yang maha sempurna dan maha baik..
supaya kita tau bahwa ada malaikat yang selalu ngikutin kita.. jadi kita ati ati ngelakuin apapun..
supaya kita tau bahwa apa yang Allah mau dan dipantau trs sama malaikat ada semua nya di alquran.
supaya kita ngerti bahwa hanya ke Rasulullah Allah nyampein semua yg ada di quran.. gak ke yang lain...
supaya kita sadar bahwa semua yg kita suka di dunia ini akan hilang hancur.. ada kiamat...
supaya kita tentram.. bahwa kalau kita beriman sama semua yang diatas itu swmua yang baik dan buruk itu dari Allah dan pasti baik biat kita karena Allah maha baik..
kalau rukun islam... ? kan kewajiban itu banyak.. kenape hanya 5 aja yg di kedepanin :
وَقاَلَ : يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِي عَنِ الإِسْلاَمِ ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الإِسْلَامُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ ، وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ ، وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ ، وَتَحُجَّ البَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً .
ia (jibril) berkata, “Hai Muhammad, beritahukan kepadaku tentang Islam.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Islam itu engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah, engkau mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan mengerjakan ibadah haji ke Baitullah jika engkau mampu melakukannya.”
iya .. ini hal hal prioritas.. yang dituntunkan jibril kepada Rasulallah saw..
syahadat.. ini ikrar hidup bahwa akan hidup dalam ibadah dan akan betul betul hanya akan ibadah sesuai dengan keinginan Allah yang dicontohkan Rasul gak bikin2 sendiri..
sholat ... difahami betul.. sampai semua prilaku kita sesuai dengan makna dari semua bacaan sholat kita... (spt kalau kita takbir.. berarti kita akan merendah tidak sombong)
zakat .. ditunaikan dalam bentuk zakat infaq shodaqoh.. supaya hati tidak tertutup harta dan lensa mata hatinya bisa jelas menatap keagungan Allah .. tidak di gelapkan ditutup harta..
shaum ... supaya kita tidak tamak dan berlebih dalam makan serta bisa merasakan penderitaan mereka yang kerap lapar perutnya dalam menjalani hidup..
hajji ... agar kita selalu berpikir .. betapa bahagianya berjamaah dalam taat bersama mengharap ridlo Allah dan kompak mendapatkan ampunan Allah sampai kita bersama ke surga...
itu hanya pendapat saja, hanya sudut pandang...
Ini jarang dibahas... IHSAN ... padahal kan penting.. justru ini yang nyangkut kehidupan...
kan Rasul menjawab pertanyaan jibril tentang ihsan bro.. :
أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ .
“Engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan apabila engkau tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR. Muslim)
yaa jarang dibahas...
padahal ini landasan akhlaq...
kalau rukun iman nya sudah mewarnai jiwa kita... rukun islam nya sudan menasihati sampai membentuk katakter kita..
maka
insyaallah kita akan merasakan bagaimana Allah selalu menatap kita dan sangat terasa belaian dan sentuhan Allah... sehingga apapun yang dilakukan pasti sangat sungguh sungguh karena pasti ngerasa malu diliat trs sama Allah...
lebih dari itu... setiap mushibah sepahit apapun akan sangat terasa sebagai anugrah kasih ilahi..
ihsan adalah sikap taqwa karena sungguh2 melaksanakan rukun islam dengan rukun iman sebagai motif nya...
menjaga agar ihsan tetap hadir pada jiwa kita :
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الصَّدَقَةِ أَعْظَمُ أَجْرًا قَالَ أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ ، تَخْشَى الْفَقْرَ وَتَأْمُلُ الْغِنَى ، وَلاَ تُمْهِلُ حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ قُلْتَ لِفُلاَنٍ كَذَا ، وَلِفُلاَنٍ كَذَا ، وَقَدْ كَانَ لِفُلاَنٍ
“Wahai Rasulullah, sedekah yang mana yang lebih besar pahalanya?” Beliau menjawab, “Engkau bersedekah pada saat kamu masih sehat disertai pelit (sulit mengeluarkan harta), saat kamu takut menjadi fakir, dan saat kamu berangan-angan menjadi kaya. Dan janganlah engkau menunda-nunda sedekah itu hingga apabila nyawamu telah sampai di tenggorokan, kamu baru berkata, “Untuk si fulan sekian dan untuk fulan sekian, dan harta itu sudah menjadi hak si fulan.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 1419 dan Muslim no. 1032).
harta adalah penutup mata hati kita .. sampai sampai kalau pelit kita sulit menatap keagungan Allah dengan jelas.. artinya sulit bagi kita untuk beramal dalam ihsan kita..