Senin, 26 Maret 2018

Tatacara mandi junub/janabah tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan

*Tatacara mandi junub/janabah tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan*

Sebagaimana yang pernah dibahas

*Tatacara Mandi Junub*

Secara hukum tatacara mandi junub bisa dibagi dua,

Pertama, tatacara wajib

Sebagaimana hadits dari Ummu Salamah ra :

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَعَمْرٌو النَّاقِدُ وَإِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَابْنُ أَبِي عُمَرَ كُلُّهُمْ عَنْ ابْنِ عُيَيْنَةَ قَالَ إِسْحَقُ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ عَنْ أَيُّوبَ بْنِ مُوسَى عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ رَافِعٍ مَوْلَى أُمِّ سَلَمَةَ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي امْرَأَةٌ أَشُدُّ ضَفْرَ رَأْسِي فَأَنْقُضُهُ لِغُسْلِ الْجَنَابَةِ قَالَ لَا إِنَّمَا يَكْفِيكِ أَنْ تَحْثِيَ عَلَى رَأْسِكِ ثَلَاثَ حَثَيَاتٍ ثُمَّ تُفِيضِينَ عَلَيْكِ الْمَاءَ فَتَطْهُرِينَ
وحَدَّثَنَا عَمْرٌو النَّاقِدُ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ و حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ قَالَا أَخْبَرَنَا الثَّوْرِيُّ عَنْ أَيُّوبَ بْنِ مُوسَى فِي هَذَا الْإِسْنَادِ وَفِي حَدِيثِ عَبْدِ الرَّزَّاقِ فَأَنْقُضُهُ لِلْحَيْضَةِ وَالْجَنَابَةِ فَقَالَ لَا ثُمَّ ذَكَرَ بِمَعْنَى حَدِيثِ ابْنِ عُيَيْنَةَ و حَدَّثَنِيهِ أَحْمَدُ الدَّارِمِيُّ حَدَّثَنَا زَكَرِيَّاءُ بْنُ عَدِيٍّ حَدَّثَنَا يَزِيدُ يَعْنِي ابْنَ زُرَيْعٍ عَنْ رَوْحِ بْنِ الْقَاسِمِ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ بْنُ مُوسَى بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَقَالَ أَفَأَحُلُّهُ فَأَغْسِلُهُ مِنْ الْجَنَابَةِ وَلَمْ يَذْكُرْ الْحَيْضَةَ

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah, Amr an-Naqid, Ishaq bin Ibrahim, dan Ibnu Abi Umar semuanya meriwayatkan dari Ibnu Uyainah Ishaq berkata, telah mengabarkan kepada kami Sufyan dari Ayyub bin Musa dari Sa'id bin Abi Sa'id al-Maqburi dari Abdullah bin Rafi' budak Ummu Salamah dari Ummu Salamah dia berkata; Aku bertanya; ‘wahai Rasulullah, aku adalah wanita yang biasa mengepang rambutku, apakah aku harus membukanya ketika mandi janabat.’ Beliau bersabda: "Tidak, cukup kamu menuangkan air di kepalamu tiga kali, kemudian alirkan air di seluruh tubuhmu, maka setelah itu engkau akan suci."
Dan telah menceritakan kepada kami Amru an-Naqid telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun dan telah menceritakan kepada kami 'Abd bin Humaid telah mengabarkan kepada kami Abdurrazzaq keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami ats-Tsauri dari Ayyub bin Musa dalam isnad ini, dan pada hadits Abdurrazzaq, "Lalu aku membukanya karena mandi haid dan junub. Lalu beliau bersabda, "Jangan (kamu membukanya) " Kemudian dia menyebutkan dengan makna hadits Ibnu Uyainah. Dan telah menceritakannya kepadaku Ahmad ad-Darimi telah menceritakan kepada kami Zakariya' bin 'Adi telah menceritakan kepada kami Yazid, yaitu Ibnu Zurai' dari Rauh bin al-Qasim telah menceritakan kepada kami Ayyub bin Musa dengan isnad ini, dan dia berkata, "Apakah aku harus membukanya, lalu aku mandi karena junub." Dan dia tidak menyebutkan, "Haid." (HR. Muslim no.497 atau 330)

Dalam hadits tersebut Rasulullah saw menjelaskan bahwa mandi janabat itu cukup dengan menyiram kepala sebanyak tiga kali tanpa harus membuka sanggul untuk perempuan (kalau memakai sanggul), setelah itu mengalirkan air ke seluruh tubuh. Ini menunjukkan ukuran wajib dalam mandi janabat.

Kedua, tatacara sunnah

Sebagaimana hadits dari Aisyah ra :

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى التَّمِيمِيُّ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اغْتَسَلَ مِنْ الْجَنَابَةِ يَبْدَأُ فَيَغْسِلُ يَدَيْهِ ثُمَّ يُفْرِغُ بِيَمِينِهِ عَلَى شِمَالِهِ فَيَغْسِلُ فَرْجَهُ ثُمَّ يَتَوَضَّأُ وُضُوءَهُ لِلصَّلَاةِ ثُمَّ يَأْخُذُ الْمَاءَ فَيُدْخِلُ أَصَابِعَهُ فِي أُصُولِ الشَّعْرِ حَتَّى إِذَا رَأَى أَنْ قَدْ اسْتَبْرَأَ حَفَنَ عَلَى رَأْسِهِ ثَلَاثَ حَفَنَاتٍ ثُمَّ أَفَاضَ عَلَى سَائِرِ جَسَدِهِ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ
وحَدَّثَنَاه قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ قَالَا حَدَّثَنَا جَرِيرٌ ح و حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُسْهِرٍ ح و حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ كُلُّهُمْ عَنْ هِشَامٍ فِي هَذَا الْإِسْنَادِ وَلَيْسَ فِي حَدِيثِهِمْ غَسْلُ الرِّجْلَيْنِ و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اغْتَسَلَ مِنْ الْجَنَابَةِ فَبَدَأَ فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلَاثًا ثُمَّ ذَكَرَ نَحْوَ حَدِيثِ أَبِي مُعَاوِيَةَ وَلَمْ يَذْكُرْ غَسْلَ الرِّجْلَيْنِ

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya at-Tamimi telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dari Hisyam bin Urwah dari bapaknya dari Aisyah dia berkata; ‘Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mandi jinabat, beliau memulai dengan membasuh kedua tangan, lalu menuangkan air dengan tangan kanan ke tangan kiri, kemudian membasuh kemaluan. Setelah itu berwudhu seperti wudhu untuk salat, kemudian mengguyurkan air dengan menyela jari-jemarinya, lalu beliau menyelahi pangkal rambut sampai nampak merata ke seluruh tubuh. Kemudian beliau menciduk dengan kedua tangan untuk dibasuhkan ke kepala, tiga kali cidukan, kemudian mengguyur seluruh tubuh dan (terakhir) membasuh kedua kakinya. Dan telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id dan Zuhair bin Harb keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Jarir —lewat jalur periwayatan lain--, dan telah menceritakan kepada kami Ali bin Hujr telah menceritakan kepada kami Ali bin Mushir —lewat jalur periwayatan lain--, dan telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair semuanya dari Hisyam dalam sanad ini, dan dalam lafazh mereka tidak ada ungkapan, 'Membasuh kedua kakinya', dan telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah telah menceritakan kepada kami Waki' telah menceritakan kepada kami Hisyam dari bapaknya dari Aisyah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mandi karena junub, maka beliau memulainya dengan mencuci kedua telapak tangannya tiga kali, kemudian menyebutkan sebagaimana hadits Abu Mu'awiyah, namun tidak menyebut, 'membasuh kedua kakinya.' (HR. Muslim no.474 atau 316)

Dalam hadits ini ada tambahan tatacara yang lebih dari hadits sebelumnya, maka tambahan itu digolongkan kepada tatacara sunnah, yang di dalamnya termasuk wudhu. Maka jika seseorang melakukan dengan tatacara yang wajib saja tanpa harus berwudhu, mandinya sudah sah, dan tanpa harus berwudhu lagi setelahnya. Namun jika ingin melakukan mandi janabat yang ditambah dengan tatacara yang sunnah, maka kita harus mengikuti tatacara Rasulullah saw melakukannya sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas.

Wallohu A’lam.