Selasa, 01 Mei 2018

ANTARA SUNNAH DAN MITOS SEPUTAR BULAN SYA’BAN

ANTARA SUNNAH DAN MITOS SEPUTAR BULAN SYA’BAN

Bulan Sya’ban diapit oleh dua bulan mulia, yaitu Rojab yang diagungkan pada masa jahiliyah dan kemudian dijadikan salahsatu bulan harom dalam Islam dan Romadlan sebagai syahrush shiyam yang didalamnya terdapat lailatul qodar.

Tidak mengherankan bila dahulu perhatian orang-orang tertuju pada 2 bulan tersebut serta melupakan bulan Sya’ban. Inilah yang menjadi alasan Nabi saw melakukan shaum Sunnah lebih banyak dilakukan pada bulan Sya’ban. Beliau saw bersabda:

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ  (رواه النسائي 2537)
_"Itulah bulan yang manusia lalai darinya; -ia bulan yang berada- di antara bulan Rajab dan Ramadlan, yaitu bulan yang disana berisikan berbagai amal, perbuatan diangkat kepada Rabb semesta alam, aku senang amalku diangkat ketika aku sedang berpuasa."_ (HR. Nasa’I 2537, hadits Hasan)

Setidaknya hadits ini mengandung dua maklumat,

1. Anjuran memakmurkan waktu-waktu yang dilupakan orang dengan ibadah dan amalan yang masyru’. Bisa jadi amalan yang dilakukan pada waktu yang masyhur keutamaannya tidak lebih utama dari amalan dibulan sya’ban ini.

Imam Ibnul Jauzi rahimahullah berkata:

واعلم أن الأوقات التي يغفل الناس عنها معظمة القدر لاشتغال الناس بالعادات والشهوات، فإذا ثابر عليها طالب الفضل دل على حرصه على الخير. ولهذا فضل شهود الفجر في جماعة لغفلة كثير من الناس عن ذلك الوقت، وفضل ما بين العشاءين وفضل قيام نصف الليل ووقت السحر" (التبصرة: 2/50)،
_Ketahuilah bahwa waktu-waktu yang dilupakan orang memiliki bobot keagungan tersendiri dikarenakan mereka sibuk dengan adat dan syahwat. Jika para pencari keutamaan tetap tiada henti (pada waktu-waktu ini) menunjukan semangat/harapan mereka pada kebaikan. Oleh sebab itu, berjamaah pada waktu shubuh lebih unggul karena kebanyakan manusia melupakannya, demikian pula diunggulkan waktu setelah isya dan diunggulkan sholat tengah malam serta waktu sahur._ (at-Tabshiroh 2/50)

Menurut Imam Ibnu Rojab ada 3 alasan keutamaan amal ibadah pada waktu-waktu yang dilupakan kebanyakan orang:

a). Amal ibadah diwaktu ini lebih sunyi dan selamat dari riya.
b). Amal ibadah diwaktu ini lebih berat dilaksanakan, sedangkan besarnya pahala disesuaikan dengan keberatan melaksanakannya.
c). seorang pelaku Ibadah ditengah-tengah keumuman yang lalai atau maksiat dapat menolak bala/bencana untuk semua orang. (lihat latho’iful ma’arif 191-193)
_Lanjutan_

ANTARA SUNNAH DAN MITOS SEPUTAR BULAN SYA’BAN

Amalan ibadah dalam rangka mengisi bulan Sya’ban dapat dibedakan menjadi dua katagori, yang berdasar Sunnah dan yang berdasar mitos,

👉Memperbanyak puasa sunnah berupa shaum daud, shaum senin kamis, shaum pada 3 hari tengah bulan atau shaum sunnah yang muthlaq. Ini yang masyru’ dan sesuai Sunnah.

Adapun puasa yang secara khusus dikaitkan dengan hari nishfu Sya’ban, ini hanya mitos yang didasarkan pada riwayat hoak/palsu berikut:

عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ص: " إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُومُوا لَيْلَهَا، وَصُومُوا نَهَارَهَا، فَإِنَّ اللَّهَ يَنْزِلُ فِيهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَقُولُ: أَلا مِنْ مُسْتَغْفِرٍ فَأَغْفِرَ لَهُ، أَلا مُسْتَرْزِقٌ فَأَرْزُقَهُ، أَلا مُبْتَلًى فَأُعَافِيَهِ، أَلا كَذَا، أَلا كَذَا، حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ "، قال المؤلف: هَذَا حديث لا يصح وابن لهيعة ذاهب الحديث
Dari Ali bin Abi Thalib dia berkata: Rasulullah saw bersabda: _”Jika dating malam nishfu Sya’ban maka shalatlah dimalam harinya dan berpuasalah disiang harinya, karena Allah azza wajalla turun pada malam tersebut setelah terbenam matahari ke langit dunia. Dia menyeru: Ingatkah ! setiap yang memohon ampunan akan Kuamuni dia, ingatlah! Setiap yang minta diberikan rizki akan Kuberi rizki padanya, Ingatlah! Setiap yang diberi ujian akan Kusembuhkan dia, Ingatlah! Begitu, ingatlah ! begini sampai tiba waktu shubuh”._

Imam Ibnul Jauzi berkata: Hadits ini tidak valid, Ibnu Lahi’ah tidak kredibel meriwayatkan hadits. (al-ilalul Mutanahiyah no. 923)

Mengamalkan ibadah yang tidak disyari’atkan bukannya meraih pahala, melainkan hanya memikul cela dan dosa.

👉Memperbanyak shalat Sunnah, seperti shalat rawatib, shalat dhuha, shalat witir, shalat malam/tahajjud,  dll. Inilah yang masyru’ dan sesuai Sunnah.

Adapun shalat yang disebut sholat alfiyah (100 raka’at) yang dilakukan berjama’ah dan pada setiap raka’atnya imam membaca surat al-Ikhlash 10 kali. Atau shalat lidaf’il bala sebanyak 6 raka’at pada malam nishfu Sya’ban. Ada pula yang 12 raka’at, 14 raka’at dll  yang khusus dihubungkan dengan momen nishfu Sya’ban. Semua shalat macam ini merupakan ajaran Mitos yang didasarkan pada riwayat hoak/palsu.

Imam al-Futni berkata:

وَهَذِهِ الصَّلَاةُ وُضِعَتْ فِي الْإِسْلَامِ بَعْدَ الْأَرْبَعِ مِائَةِ، وَنَشَأَتْ مِنْ بَيْتِ الْمَقْدِسِ، فَوُضِعَ لَهَا عِدَّةُ أَحَادِيثَ
_”Sholat ini dibuat dalam islam setelah 400 tahun berlalu (dari masa Nabi saw), diadakan di baitul maqdis lalu dibuatkan beberapa hadits baginya.”_ (al-Asror al-Marfu’ah no. 758)

Imam Ghozali dalam Ihya berkata:

وهذه الصلاة مشهورة في كتب المتأخرين من السادة الصوفية التي لم أرَ لها ولا لدعائها مستنداً صحيحاً من السنة إلاَّ أنه من عمل المبتدعة
_Sholat ini masyhur dalam kitab-kitab mutaakhirin pemimpin shufi, dimana aku tidak melihat bagi shalat-shalat ini serta do’a-do’anya memiliki dasar yang shahih dalam Sunnah, selain semua ini merupakan perbuatan ahli bid’ah (orang yang mengada-ada)_.

Imam Nawawi rahimahullah dalam al-Majmu’ juga berkata:

صلاة رجب - صلاة الرغائب - وصلاة شعبان بدعتان منكرتان قبيحتان
_Sholat Rojab (sholat rogho’ib) dan sholat Sya’ban keduanya bid’ah yang munkar dan buruk_.

👉Memperbanyak baca al-Qur’an serta mentadabburi hukum-hukumnya baik di siang hari maupun malam hari dari bulan Sya’ban.

Salamah bin Kuhail al-Khodlromi berkata:

أنّ القوم كانوا إذا جاء شهر شعبان تفرّغوا لقراءة القرآن، وتدبّره، والعمل به حتى سُمّي بشهر القرّاء
_Sesungguhnya kaum ini (para Tabi’in) jika datang bulan Sya’ban, mereka menyenggangkan waktu untuk membaca al-Qur’an mentadabburinya serta mengamalkannya. Sehingga bulan ini dinamai bulan para pembaca al-Qur’an”._

كَانَ عَمْرُو بْنُ قَيْسٍ الْمُلائِيُّ إِذَا دَخَلَ شَعْبَانُ أَغْلَقَ حَانُوتَهُ وَتَفَرَّغَ لِقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ فِي شَعْبَانَ وَرَمَضَانَ
_Amr bin Qois al-Mula’iy bila masuk bulan Sya’ban, dia tutup tokonya, dan menyenggangkan dirinya untuk membaca a-Qur’an pada bulan sya’ban dan Romadlon”._ (HR. Ibnul Jauzi)

Ini yang masyru’ dan sesuai Sunnah.

Adapun baca ayat/surat tertentu dari al-Qur’an diulang-ulang dalam jumlah tertentu pada waktu tertentu atau pada malam nishfu Sya’ban, Maka ini hanya Mitos yang hanya didasarkan riwayat-riwayat hoak/palsu. Contoh yang dikemukakan dalam riwayat berikut:

عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: " مَنْ قَرَأَ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ أَلْفَ مَرَّةٍ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ عَشْرَ مَرَّاتٍ، لَمْ يَمُتْ حَتَّى يَبْعَثَ اللَّهُ إِلَيْهِ مِائَةَ مَلَكٍ ثَلاثُونَ يُبَشِّرُونَهُ بِالْجَنَّةِ وَثَلاثُونَ يُؤَمِّنُونَهُ مِنَ النَّارِ، وَثَلاثُونَ يُقَوِّمُونَهُ أَنْ يُخْطِئَ، وَعَشْرُ أَمْلاكٍ يَكْتُبُونَ أَعْدَاهُ ".
Dari Ja’far bin Muhammad dari ayahnya, dia berkata: Rasulullah saw bersabda: _”Barang siapa yang pada malam Nishfu Sya’ban membaca surat Qul huwallahu ahad 10 kali, hatinya tidak akan mati sampai Allah mengutus baginya 30 malaikat yang memberinya kabar gembira masuk sorga serta 30 malaikat lagi yang mengamininya agar terhindar dari api Neraka, 30 malaikat yang meluruskannya dari berbuat salah, serta 30 malaikat yang menuliskan (pahala) dari orang yang memusuhinya”._

Imam Ibnul Jauzi rahimahullah berkata:

هَذَا حديث لا نشك أَنَّهُ موضوع، وجمهور رواته فِي الطرق الثلاثة مجاهيل وفيهم ضعفاء بمره والحديث محال قطعا.
_Ini hadits yang kami tidak meragukan kepalsuannya. Kebanyakan rawi pada 3 jalur hadits ini adalah rawi majahil (tidak dikenal), juga rawi-rawi dloif sekaligus. Makna hadits ini mustahil secara qoth’I._

👉Memperbanyak do’a, dzikir, kajian ilmu serta memakmurkan masjid dengan shalat berjama’ah dll. Ini yang masyru’ dan sesuai Sunnah.

Nabi saw bersabda:

خُذُوا مِنَ الْعَمَلِ مَا تُطِيقُونَ، فَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لَا يَمَلُّ، حَتَّى تَمَلُّوا .  (رواه أحمد 24967)
_"Lakukan amal perbuatan yang kamu mampui, karena Allah Azza Wa Jalla tidak akan pernah bosan hingga kalian bosan”._  (HR. Ahmad 24967 dari Aisyah)

Adapun berdo’a atau berdzikir dengan berjama’ah, berkumpul secara khusus dimasjid pada siang atau malam Nishfu Sya’ban, maka ini ajaran mitos.

Dahulu dizaman tabi’in pernah dilakukan oleh Kholid bin Ma’dan, Makhul dan Luqman bin Amir  di syam lalu orang-orang mengikutinya. Namun hal tersebut dikatakan Imam Ibnu Rojab :

وقد قيل أنه بلغهم في ذلك آثار إسرائيلية
_Sungguh disebutkan bahwa hal itu (disebabkan) telah sampai pada mereka beberapa atsar isroiliyyah (ceritera bohong)_ (lathoiful ma’arif 137)

Oleh sebab itu, ulama hijaz dan Madinah pada waktu itu seperti Imam al-Auza’I, Atho’, Ibn Abi Malikah, Zaid bin Aslam serta para shahabat Imam Malik dsb mengingkari ritual nishfu sya’ban seperti ini. Mereka menyatakan sebagai perkara yang dibuat-buat (bid’ah).

قَالَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ،: " لَمْ أُدْرِكْ أَحَدًا مِنْ مَشْيَخَتِنَا وَلا فُقَهَائِنَا يَلْتَفِتُونَ إِلَى لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، وَلَمْ نُدْرِكْ أَحَدًا مِنْهُمْ يَذْكُرُ حَدِيثَ مَكْحُولٍ، وَلا يَرَى لَهَا فَضْلا عَلَى مَا سِوَاهَا مِنَ اللَّيَالِي "، قَالَ ابْنُ أَبِي زَيْدٍ: وَالْفُقَهَاءُ لَمْ يَكُونُوا يَصْنَعُونَ ذَلِكَ
Abdurahman bin Zaid bin Aslam berkata: _Aku tidak menjumpai seorangpun dari guru-guru kami dan para fuqoha kami memperhatikan malam nishfu Sya’ban, dan tidak seorangpun dari mereka menyebut hadits makhul atau memandang ada keutamaan nishfu sya’ban dibandingkan malam lainnya._ (al-Bida’ lbnu Wadldloh 113)

عَنْ أَيُّوبَ، قَالَ: قِيلَ لابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ: إِنَّ زِيَادًا الْمِنْقَرِيَّ وَكَانَ قَاصًّا، يَقُولُ: إِنَّ أَجْرَ لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ مِثْلُ أَجْرِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ "، فَقَالَ ابْنُ أَبِي مُلَيْكَةَ: لَوْ سَمِعْتُهُ يَقُولُ ذَلِكَ وَفِي يَدِي عَصًا لَضَرَبْتُهُ بِهَا
Dari Ayyub dia berkata: Disebutkan kepada Ibnu Abi Malikah bahwasanya Ziyad al-Munqori si tukang qisah berkata: Sesungguhnya pahala malam nishfu Sya’ban seperti pahala lailatul qodar”. Maka Ibnu Abi Malikah berkata: Seandainya aku mendengar itu darinya dan aku membawa tongkat, pasti Aku memukulinya”. (HR. Abdurrozzaq 7928)

_Wallahu 'Alam_