Ta'ala itu bentuk kalimat dari Subhaanahu wata'aala (SWT)
السلام عليكم ورحمة الله تعالى وبركاته
الله تعالى
Allah Swt (Subhaanahu wa ta'aala)
Ta'aala artinya maha tinggi, maha luhur, maha gagah, maha perkasa.
boleh memakai pujian kepada Allah الله تعالى tapi tentu yg sama dengan contoh Rasul yang dianjurkan..
Itu lebih selamat dan lebih baik lagi.
Imran bin Hushain Radhiyallahu anhu, ia berkata:
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: *اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ،* فَرَدَّ عَلَيْهِ ثُمَّ جَلَسَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : عَشْرٌ، ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ: *اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ،* فَرَدَّ عَلَيْهِ فَجَلَسَ فَقَالَ: عِشْرُوْنَ، ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ: *اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ،* فَرَدَّ عَلَيْهِ فَجَلَسَ فَقَالَ ( ثَلاَثُوْنَ ).
“Seorang laki-laki datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengucapkan, ‘Assalaamu‘alaikum.’ Maka dijawab oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian ia duduk, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sepuluh.’ Kemudian datang pula orang lain (yang kedua) memberi salam, ‘Assalaamu ‘alaikum warahmatullaah.’ Setelah dijawab oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ia pun duduk, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Dua puluh.’ Kemudian datang orang yang lain lagi (ketiga) dan mengucapkan salam: ‘Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh.’ Maka, dijawab oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian ia pun duduk dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Tiga puluh.’” [HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no. 986, Abu Dawud no. 5195 dan at-Tirmidzi no. 2689]
Hadits lain diriwayatkan oleh Abu Tamimah al-Hujaimi dari seorang laki-laki yang berasal dari kaumnya. Dalam riwayat yang lain dikatakan laki-laki itu bernama Abu Jura al-Hujaimi, dia berkata:
طَلَبْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ أَقْدِرْ عَلَيْهِ فَجَلَسْتُ، فَإِذَا نَفَرٌ هُوَ فِيْهِمْ وَلاَ أَعْرِفُهُ، وَهُوَ يُصْلِحُ بَيْنَهُمْ، فَلَمَّا فَرَغَ قَامَ مَعَهُ بَعْضُهُمْ فَقَالُوْا: يَارَسُوْلَ اللهِ فَلَمَّا رَأَيْتُ ذَلِكَ قُلْتُ: عَلَيْكَ السَّلاَمُ، يَارَسُوْلَ اللهِ، عَلَيْكَ السَّلاَمُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، عَلَيْكَ السَّلاَمُ، يَا رَسُوْلَ اللهِ، قَالَ: إِنَّ عَلَيْكَ السَّلاَمُ تَحِيَّةُ الْمَوْتَى، إِنَّ عَلَيْكَ السَّلاَمُ تَحِيَّةُ الْمَوْتَى، إِنَّ عَلَيْكَ السَّلاَمُ تَحِيَّةُ الْمَوْتَى، ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيَّ فَقَالَ: إِذَا لَقِيَ الرَّجُلُ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ فَلْيَقُلِ *السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ،* ثُمَّ رَدَّ عَلَيَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: وَعَلَيْكَ وَرَحْمَةُ اللهِ، وَعَلَيْكَ وَرَحْمَةُ اللهِ، وَعَلَيْكَ وَرَحْمَةُ اللهِ.
“Aku mencari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun aku tidak mendapatinya, kemudian aku duduk, tiba-tiba datang sekelompok orang dan beliau ada di an-ara mereka sedang aku tidak mengenalnya, saat itu beliau sedang mendamaikan beberapa dari mereka (yang berselisih). Kemudian setelah selesai ada sebagian dari mereka yang berdiri bersama dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian berkata, ‘Wahai Rasulullah,’ tatkala aku melihat hal tersebut, maka aku katakan: ‘‘Alaikas salaam ya Rasulullah, ‘alaikas salaam ya Rasulullah, ‘alaikas salaam ya Rasulullah (semoga keselamatan senantiasa tercurah atasmu, wahai Rasulullah, 3x). Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Janganlah engkau berkata seperti itu. Sesungguhnya ‘alaikas salaam itu adalah salam kepada orang mati, sesungguhnya ‘alaikas salaam itu adalah salam kepada orang mati, sesungguhnya ‘alaikas salaam itu adalah salam kepada orang mati.’ Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendekatiku seraya berkata: ‘Apabila seseorang bertemu dengan saudaranya sesama muslim, hendaklah ia mengucapkan ‘Assalaamu ‘alaikum warahmatullaah.’ Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan jawabannya kepadaku, seraya bersabda: ‘Wa ‘alaika warahmatullaahi (dan semoga rahmat Allah juga ter-limpah atasmu, 3x).’” [HR. Abu Dawud no. 4084, at-Tirmidzi no. 2721, Ahmad V/63-64, dan yang lainnya. Lafazh hadits ini berdasarkan riwayat at-Tirmidzi]
Ini d antara 2 hadits tentang salam, dan tdk terdapat kalimat "ta'aala".
Kalo kita scan seluruh hadits, maka tdk ada ada satu haditapun yg menyatakan adanya tambahan ta'aala.
Namun, ada yg berpendapat boleh menambah ta'ala dgn alasan bhwa pernah d amalkan sahabat:
Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnaf-nya meriwayatkan :
عَنْ مَيْمُونٍ، أَنَّ رَجُلًا سَلَّمَ عَلَى سَلْمَانَ الْفَارِسِيِّ، فَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ تَعَالَى وَبَرَكَاتُهُ، فَقَالَ: سَلْمَانُ: «حَسْبُكَ
“Dari Maimun, bahwa seorang lelaki mengucapkan salam pada Salman Al-Farisi dengan mengucapkan Assalamu’alaikum warohmatullohi ta’ala wabarokatuh, lalu Salman berkata: Cukuplah bagi kamu”. (Mushonnaf Ibnu Abi Syaibah, No.25683).
Syekh Al-Alusi dalam tafsirnya meriwayatkan:
عَنْ سَالِمٍ مَوْلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ جَمِيعًا قَال: كَانَ ابْنُ عُمَرَ إِذَا سَلَّمَ عَلَيْهِ فَرَدَّ زَادَ، فَأَتَيْتُهُ فَقُلْتُ: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ، فَقَال: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ تَعَالَى، ثُمَّ أَتَيْتُهُ مَرَّةً أُخْرَى فَقُلْتُ: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ تَعَالَى وَبَرَكَاتُهُ، فَقَال: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ تَعَالَى وَبَرَكَاتُهُ وَطَيِّبُ صَلَوَاتِهِ
“Dari Salim, budak Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhum, ia berkata, ketika ada orang member salam pada Ibnu Umar maka ia akan menambah ketika menjawabnya, saya pernah mendatanginya dan mengucapkan “Assalamu’alaikum”, dia menjawab “Assalamu’alaikum warohmatullohi taala”, lalu dilain waktu aku mendatanginya dengan mengatakan “Assalamu’alaikum warohmatullohi ta’ala wabarokatuh” dia menjawab “Assalamu’alaikum warohmatullohi ta’ala wabarokatuh wa thoyyibu sholawatihi”.
Namun, pada 2 pernyataan ini, buka d sebut dalil, krna bukan bersumber dsei nabi.
Maka kesimpulannya, tidak memakai ta'ala dalam salam itu lebih baik