Kamis, 26 April 2018

MENGGAPAI HIDUP YANG TENANG DAN SEJAHTERA DUNIA DAN AKHIRAT.

MENGGAPAI HIDUP YANG TENANG DAN SEJAHTERA DUNIA DAN AKHIRAT.

الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Mereka yang beriman dengan hati mereka menjadi tentram dan tenang dengan mengingat Allah.
Dan hanya dengan mengingat Alloh hati akan menjadi tenang.”
QS.ArRa’ad 28.

Disamping itu, seandainya kematian akan menjemput dirinya, keimanan kepada Alloh subhaanahu wa ta’ala dengan segala yang dimilikinya,tidak akan membuat seorang muslim takut kepada mati,bahkan  akan menyambut kematian itu dengan jiwa yang tenang.
Allah subhaanahu wa ta’ala akan memanggilnya dengan panggilan yang sangat indah dan menyenangkan.

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ، ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً،  فَادْخُلِي فِي عِبَادِي،  وَادْخُلِي جَنَّتِي

“Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Rabbmu dengan keridloan yang Aku diridhai.
Masuklah menjadi hambaKu dan masuklah ke dalam surgaKu.”
QS.AlFajr  27-30.

حَدَّثَنَا سُوَيْدُ بْنُ سَعِيدٍ وَمُجَاهِدُ بْنُ مُوسَى قَالَا حَدَّثَنَا مَرْوَانُ بْنُ مُعَاوِيَةَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي شُمَيْلَةَ عَنْ سَلَمَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ مِحْصَنٍ الْأَنْصَارِيِّ عَنْ أَبِيهِ، قال: قال رَسُولُ اللَّهِ  مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ آمِنًا فِي سِرْبِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا

Telah menceritakan kepada kami Suwaid bin Sa’id dan Mujahid bin Musa, keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami Marwan bin Mu’awiyah, telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Abu Syumailah dari Salamah bin ‘Ubaidillah bin Mihshan al-Anshari dari ayahnya dia berkata:

“Barangsiapa yang di pagi hari sehat badannya, tenang jiwanya, dan dia mempunyai makanan pada hari itu, maka seolah-olah dunia ini dikaruniakan kepadanya.”
HR.Ibnu Majah Az-Zuhd Al-Qana’ah 4141.

Setiap manusia, apalagi sebagai muslim, tentu mendambakan kehidupan yang baik dan menyenangkan di dunia ini.

Untuk bisa merasakan kehikmatan hidup di dunia ini,inilah perkara yang harus dimiliki oleh seorang muslim, sebagaimana disebutkan dalam hadis Rasululloh shallallaahu ‘alaihi wa sallam.

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ آمِنًا فِي سِرْبِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا

“Barangsiapa yang di pagi hari sehat badannya, tenang jiwanya, dan dia mempunyai makanan di hari itu,maka seakan dunia ini dikaruniakan kepadanya.”

*Badan yang sehat merupakan suatu kenikmatan tersendiri bagi manusia yang tidak ternilai harganya,* rasanya tidak ada artinya segala sesuatu yang kita miliki bila kita tidak memiliki kesehatan jasmani.
Apa artinya harta yang berlimpah dengan kedudukan yang tinggi,bila dalam kehidupan di dunia ini tidak sehat.
Oleh karena kesehatan bukan hanya harus dibanggakan dihadapan orang lain, tetapi yang lebih penting lagi adalah harus disyukuri kepada yang memberi anugerahnya, Alloh subhaanahu wa ta’ala.

Hal yang tidak kalah pentingnya, dari badan yang sehat akan tumbuh jiwa yang tenang, sebab apa artinya manusia memiliki jiwa yang sehat bila jiwanya tidak tenang, bahkan badan kondisi sakitpun  tidak akan terlalu berat  bila dihadapi dengan jiwa yang tenang. Bahkan ketenangan jiwa bila menjadi washilah untuk bisa menyembuhkan dari berbagai penyakit.

Jiwa yang tenang adalah jiwa yang selalu berdzikir kepada Alloh subhaanahu wa ta’ala, karena itu, orang yang ingin meraih ketenangan hidup dijalani kehidupan dengan segala aktivitasnya karena Allah, dengan ketentuan yang telah digariskan Allah subhaanahu wa ta’ala, dan untuk meraih ridha dari Alloh subhaanahu wa ta’ala.

Dengan demikian,sumber ketenangan hidup bagi seorang muslim adalah keimanan kepada Alloh subhaanahu wa ta’ala dan selalu berdzikir kepada Alloh.

Oleh karena itu, memiliki makanan yang cukup atau perekonomian yang memadai merupakan suatu kenikmatan tersendiri dalam hidup ini, sedangkan bila kondisi kehidupan seseorang dalam keadaan lapar, dan ia tidur dalam keadaan yang demikian, maka hal itu merupakan sesuatu yang sangat jelek, karenanya Rasulullah Rasulullah –shallallaahu ‘alaihi wa sallam- selalu berdo’a sebagaimana terdapat dalam hadits,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُوعِ فَإِنَّهُ بِئْسَ الضَّجِيعُ

“Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari lapar, karena ia adalah teman tidur yang paling jelek"
HR.Abu Daud.

Jiwa yang tenang adalah jiwa yang selalu berdzikir kepada Alloh subhaanahu wa ta’ala.
Sebab itu, yang ingin meraih ketenangan hidup,hendaklah dijalani kehidupan dengan penuh dzikir kepada Alllh,ridlo dengan ketentuan yang telah digariskan Alloh subhaanahu wa ta’ala,serta untuk meraih ridha dari Allah subhaanahu wa ta’ala. Dengan demikian, sumber ketenangan hidup bagi seorang muslim adalah dengan banyak berdzikir kepada Alloh subhana wata'ala.