Senin, 23 April 2018

Hukum zakat

A. Zakat termasuk ibadah mahdhah, antara lain:
1. Ayat-ayat tentang zakat senantiasa bergandengan dengan bab salat tanpa pemisahan hukumnya, seperti termaktub dalam Alquran:
a. Al-Baqarah : 43 dan 277
b. Al-Anbiya : 73
c. Maryam : 31 dan 55
d. At-Taubah : 5, 12 dan 18
e. Al-Haj : 41
f. Al-Maidah : 55
g. An-Naml : 3
h. Luqman : 4
i. Dsb
2. Beberapa hadis tentang zakat yang mensejajarkan kedudukan zakat dengan salat, seperti
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ t أَنَّ أَعْرَابِيًّا أَتَى النَّبِيَّ r فَقَالَ دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ دَخَلْتُ الْجَنَّةَ قَالَ تَعْبُدُ اللهَ لَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ الْمَكْتُوبَةَ وَتُؤَدِّي الزَّكَاةَ الْمَفْرُوضَةَ وَتَصُومُ رَمَضَانَ قَالَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا أَزِيدُ عَلَى هَذَا فَلَمَّا وَلَّى قَالَ r مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَلْيَنْظُرْ إِلَى هَذَا. - رواه البخارى-
Dari Abu Hurairah r.a. sesungguhnya seorang Arab datang kepada Nabi saw. lalu ia bertanya, “tunjukkanlah kepadaku surga, Rasulullah saw. menjawab, ‘Beribadahlah engkau kepada Allah jangan menyekutukan-Nya sedikitpun, dan engkau dirikan salat Maktubah, dan kau tunaikan zakat mafrudhah, dan kau laksanakan shaum Ramadhan.”’ H.r. Al-Bukhari
لَمَّا تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ r وَكَانَ أَبُو بَكْرٍ t وَكَفَرَ مَنْ كَفَرَ مِنَ الْعَرَبِ فَقَالَ عُمَرُ  t كَيْفَ تُقَاتِلُ النَّاسَ وَقَدْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ  r أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ فَمَنْ قَالَهَا فَقَدْ عَصَمَ مِنِّي مَالَهُ وَنَفْسَهُ إِلَّا بِحَقِّهِ وَحِسَابُهُ عَلَى اللَّهِ فَقَالَ وَاللهِ لَأُقَاتِلَنَّ مَنْ فَرَّقَ بَيْنَ الصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ فَإِنَّ الزَّكَاةَ حَقُّ الْمَالِ وَاللهِ لَوْ مَنَعُونِي عَنَاقًا كَانُوا يُؤَدُّونَهَا إِلَى رَسُولِ اللهِ  r لَقَاتَلْتُهُمْ عَلَى مَنْعِهَا قَالَ عُمَرُ t فَوَاللهِ مَا هُوَ إِلَّا أَنْ قَدْ شَرَحَ اللهُ صَدْرَ أَبِي بَكْرٍ  t فَعَرَفْتُ أَنَّهُ الْحَقُّ. - رواه البخارى-
Ketika wafat Rasulullah saw., dan Abu Bakar (jadi Khlifah), dan  sebagian orang Arab kufur lagi, padahal Rasulullah saw. telah berkata, “Aku diperintahkan untuk memerangi orang-orang sampai mereka mengatakan ‘lailaha illallaah’. Barangsiapa mengatakannya, maka ia terpelihara dariku hartanya dan jiwanya kecuali dengan haknya, sedang hisabnya tanggungan Allah”. Maka Abu Bakar menjawab, ‘Demi Allah, aku akan memerangi orang-orang yang memisahkan antara salat dan zakat, karena sesungguhnya zakat itu hak harta, demi Allah jika mereka tidak mau menyerahkan seekor anak kambing yang pernah mereka serahkan kepada Rasulullah saw., pasti aku akan memerangi mereka atas penolakannya itu.’ Umar berkata, ‘Demi Allah, hal itu ... tiada lain kecuali Allah telah meluaskan hati Abu Bakar r.a. dan aku tahu bahwa itu benar.”’ H.r. Al-Bukhari
طَلْحَةَ بْنَ عُبَيْدِاللهِ يَقُولُ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللهِ  r مِنْ أَهْلِ نَجْدٍ ثَائِرَ الرَّأْسِ يُسْمَعُ دَوِيُّ صَوْتِهِ وَلَا يُفْقَهُ مَا يَقُولُ حَتَّى دَنَا فَإِذَا هُوَ يَسْأَلُ عَنِ الْإِسْلَامِ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ  r خَمْسُ صَلَوَاتٍ فِي الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ فَقَالَ هَلْ عَلَيَّ غَيْرُهَا قَالَ لَا إِلَّا أَنْ تَطَوَّعَ قَالَ رَسُولُ اللهِ  r وَصِيَامُ رَمَضَانَ قَالَ هَلْ عَلَيَّ غَيْرُهُ قَالَ لَا إِلَّا أَنْ تَطَوَّعَ قَالَ وَذَكَرَ لَهُ رَسُولُ اللهِ  r الزَّكَاةَ قَالَ هَلْ عَلَيَّ غَيْرُهَا قَالَ لَا إِلَّا أَنْ تَطَوَّعَ قَالَ فَأَدْبَرَ الرَّجُلُ وَهُوَ يَقُولُ وَاللهِ لَا أَزِيدُ عَلَى هَذَا وَلَا أَنْقُصُ قَالَ رَسُولُ اللهِ  r أَفْلَحَ إِنْ صَدَقَ - رواه البخارى-
Thalhah bin Ubaidillah berkata, “Telah datang seorang lelaki kepada Rasulullah saw. dari penduduk Najed dengan rambut kusut, kami mendengar suaranya keras tapi tidak kami fahami, sehingga ia mendekat. Ternyata dia bertanya tentang Islam, Rasulullah menjawab, ‘Tidak! Kecuali jika engaku hendak mengerjakan yang sunat’. Lalu Rasulullah saw. bersabda, ‘Shaum di bulan Ramadhan.’ Ia bertanya, ‘Apakah atasku ada yang lainnya? Nabi menjawab, ‘Tidak! Kecuali jika engkau hendak mengerjakan yang sunat’. Ia (Thalhah) berkata, ‘Selanjutnya Rasulullah saw. menerangkan tentang zakat kepada orang itu. Ia bertanya, ‘Apakah atasku ada yang lainnya? Nabi menjawab, ‘Tidak! Kecuali jika engkau hendak melaksanakan yang sunat’. Ia (thalhah) berkata, ‘Laki-laki itu terus pergi seraya mengatakan, ‘Demi Allah, aku tidak akan menambah atau mengurangi atas hal ini. Rasulullah saw. bersabda, ‘Berbahagialah ia jika ia benar.”’ H.r. Al-Bukhari
3. Banyak jenis harta yang di zaman Nabi saw. sudah ada dan sampai sekarang tetap ada, tapi tidak kita ketemukan ketentuan zakatnya, misalnya:
a. Mutiara, marjan (permata), yang baik dulu maupun sekarang nilai atau harganya sudah lebih mahal daripada emas dan perak yang  ada ketentuan zakatnya.
b. Binatang seperti kuda, keledai dan ayam, sudah ada dan dipelihara, semuanya berbeda dengan unta, sapi dan kambing yang ada ketentuan zakatnya.
c. Ujrah atau upah dari pekerjaan atau keahlian (profesi) juga ada, bahkan dalam hal penyerahan upah Nabi saw. menganjurkan
أَعْطُوا الْأَجِيرَ أَجْرَهُ قَبْلَ أَنْ يَجِفَّ عَرَقُهُ. –رواه ابن ماجه-
Berikanlah kepada pekerja upahnya sebelum keringatnya kering. H.r. Ibnu Majah
Tapi tidak diketemukan ketentuan zakat dari Nabi bagi mereka yang mendapat Ujrah tersebut.
4. Zakat itu sudah ditentukan mustahiqnya, ukurannya, bahkan pada zakat fitrah ditentukan waktunya.
Mustahiq zakat ditentukan oleh syar’i, seperti orang kafir yang miskin tidak boleh diberi zakat meski ia tetangga dan sangat membutuhkan bantuan, tapi amilin sekalipun ia orang kaya ia punya hak dan boleh menerima zakat.
5. a. Zakat kelapa, mangga, cengkeh, beras dsb. Bukan atas dasar qiyas, melainkan termasuk az-Zar’a mukhtalifun ukuluhu,  pada Q.s. Al-An’am : 141
       b. zakat beras pada zakat fitrah juga lebih didasarkan kepada hadis
كُنَّا نُخْرِجُ زَكَاةَ الفِطْرِ صَاعًا مِنْ طَعَامٍ. - رواه البخارى-
       c. pembudidayaan ayam, lele, bekicot, dsb, juga kemudian dijual terkena kewajiban zakat tijarah.
6. Jika profesi wajib diambil zakatnya berdasar illat yang juga salah satu makna kata zakat yakni an-Nami (harta yang berkembang), ternyata ada barang yang termasuk an-Nami seperti kuda, keledai, dsb. Tidak terkena kewajuban zakat. Sementara yang tidak termasuk an-Nami, septerti emas dan perak wajib dizakati.