CARA MENYEMPURNAKAN SHOLAT BILA MASBOK.
حَدَّثَنَا آدَمُ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ قَالَ حَدَّثَنَا الزُّهْرِيُّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا سَمِعْتُمْ الْإِقَامَةَ فَامْشُوا إِلَى الصَّلَاةِ وَعَلَيْكُمْ بِالسَّكِينَةِ وَالْوَقَارِ وَلَا تُسْرِعُوا فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا
Telah menceritakan kepada kami Adam berkata, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Dzi'b berkata, telah menceritakan kepada kami dari Az Zuhri dari Sa'id bin Al Musayyab dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan dari Az Zuhri dari Abu Salamah dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Jika kalian mendengar iqamat dikumandangkan, maka berjalanlah menuju shalat dan hendaklah kalian berjalan dengan tenang dan tidak tergesa.
Apa yang kalian dapatkan dari shalat maka ikutilah, dan apa yang kalian tertinggal maka hendaklah menyempurnakannya."
Bukhari no. 600
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ ص: إِذَا سَمِعْتُمُ الإِقَامَةَ فَامْشُوا إِلَى الصَّلاَةِ وَعَلَيْكُمْ بِالسَكِيْنَةٍ وَالوَقَارِ وَلاَتَسْرِعُوا فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا وَمَافَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا. فتح الباري.
Dari Abu Hurairah dari Nabi saw. Bersabda:
“Apabila kamu mendengar iqamah maka hendaklah berjalan ke tempat shalat dengan tenang, jangan tergesa-gesa maka apa yang kamu dapatkan (imam) maka hendaklah kamu shalat (sebagaimana imam yang kamu dapatkan) dan apa yang tertinggal maka sempurnakanlah”.
Fathul Barry 2 : 117.
وَاسْتُدِلِّ بِهَذَا الْحَدِيْثِ عَلَى حُصُولِ فَضِيْلَةِ الجَمَاعَةِ بِإِدْرَاكِ جُزْءٍ مِنَ الصَّلاَةِ. فتح الباري.
Dengan hadits imi sebagai dalil akan tercapainya keutamaaan berjama’ah dengan sebab mendapatkan bagian dari shalat tersebut.
Ibnu Hajar al-Asqalani berkata:
Fathul Barry 2 : 118
وَاسْتُدِلِّ بِهِ عَلَى أَنَّ مَنْ أَدْرَكَ الإِمَامَ رُكُوعًا لَمْ تُحْسَبْ تِلْكَ الرَكْعَةُ لِلأَمْرِ بِإِتْمَامِ ماَفاَتَهُ. لِأَنَّهُ فَاتَهُ الوُقُوفُ وَالْقِرَءَةُ فِيْهِ. فتح الباري..
Dan diambil dalil dengannya bahwa orang yang mendapatkan imam dalam ruku’ maka tidak dihitung raka’at itu, berdasarkan perintah menyempurnakan yang tertinggal, karena orang itu tertinggal berdiri dan bacaan Al-Fatihah padanya.
Fathil Barry 2 : 119.
Yang dimaksud satu rakaat itu adalah Qiyam, Takbir,baca Al-fatihah,Baca surat,Ruku, lalu sujud, duduk di antara dua sujud,hingga salam.
Makmum yang mendapatkan imam sedang ruku berarti telah tertinggal salah satu rukun rakaat, yaitu qiyam bacaan al-fatihah.
Makmum yang mendapatkan imam sedang ruku harus menyempurnakan ketinggalan rakaat sholatnya.
Hadis.yang menerangkan Dapat Ruku dapat Rakaat semuanya Dhaif.
Sedang Hadis Abu Bakrah dalam Riwayat Bukhari Al-Qiraah Khalfal Imam, dinyatakan bahwa Abu Bakrah di suruh menyempurnakan Raka'at yang ketinggalannya dengan ungkapan:
Shalli maa adrakta waqdi Ma Sabaqa.
“Lakukanlah apa yang kamu dapati dan sempurnakanlah apa yang terlewat” .
الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى أَحْيَانَا بَعْدَمَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ