عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، عَنِ النَّبِيِّ قَالَ : مَنْ رَأَى مِنْ أَمِيْرِهِ شَيْئًا يَكْرَهُهُ فَلْيَصْبِرْ عَلَيْهِ فَإِنَّهُ لَيْسَ أَحَدٌ يُفَارِقُ الْجَمَاعَةَ شِبْرًا فَيَمُوتُ إِلاَّ مَاتَ مِيْتَةً جَاهِلِيَّةً. رواه البخاري ومسلم
Dari Ibnu Abbas, dari Nabi saw. bersabda, ‘Barangsiapa yang melihat dari amirnya sesuatu yang ia tidak setuju, hendaklah ia sabar, (jangan mengacau atau menggunakan kekerasan). Sesungguhnya tidak ada yang memisahkan diri dari Jamaah sejengkal, kemudian ia mati karenanya, maka ia mati seperti mati jahiliyah. H.R. Bukhari MuslimYang dimaksud dengan Al-Jamaah, diterangkan oleh Imam Al-Baihaqi dalam kitabnya Syu’abul Imam sebagai berikut
اَلْمُرَادُ بِالْجَمَاعَةِ: مَنْ كَانَ عَلَى الْحَقِّ وَلَوْ كَانَ وَاحِدًا وَذلِكَ لأَنَّ الْحَقَّ هُوَ مَاكَانَ عَلَيْهِ الْجَمَاعَةُ فِي صَدْرِ الأَوَّلِ وَلاَ نَظْرَةَ لِكَثْرَةِ أَهْلِ البَاطِلِ وَإِنْ كَانُوا جَمِيْعَ الدُّنْيَا
Yang dimaksud Al-Jamaah adalah orang yang (tegak) di atas Al-Hak (kebenaran) walau pun hanya seorang (dalam arti tidak mempunyai kawan sepaham). Sesungguhnya yang dikatakan Al-Jamaah itu ialah apa-apa yang dilakukan oleh Jamaah Islam diabad pertama (zaman Rasul dan para sahabatnya) dan tidak usah menghiraukan jumlah bathil yang sekian banyak, walau sebanyak penghuni dunia jumlah meraka.Ibnu Mas’ud mengatakan
مَاكَانَ عَلَى الْحَقِّ فَهُوَ جَمَاعَةٌ وَلَوْ كَانَ وَحْدَهُ
Barangsiapa berada di atas hak (memegang dan mempertahankan hak), maka ia itulah Jamaah walau pun ia sendirianwallahu a'lam bishawab